Rabu, 06 Mei 2020
DOPA , SI TIKUS BAIK - CERPEN
DOPA, SI TIKUS BAIK
Alkisah ada gerombolan tikus yang tinggal dirumah tua dipinggir hutan.
Rumah tua itu sudah lama ditinggalkan penghuninya karena mereka berlari menyelamatkan diri saat kebakaran hutan terjadi beratus – ratus tahun yang lalu. Tikus – tikus yang hidup didalam hutan sangat senang karena rumah itu luas , banyak kamar – kamar kosong serta barang – barang kuno disana.
Tikus – tikus itu begitu bahagia dengan Susana kehidupan disana.
Diantara tikus – tikus tersebut ada tiga tikus dengan nama Kruno, Chiku dan Dopa. Mereka sering bersama - sama .
Kruno adalah tikus jantan yang sombong,jahat,tidak pintar,suka berbohong,malas ,tidak punya sopan santun ,iri hati sehingga hanya sedikit jumlah temannya.
Dopa adalah tikus jantan yang baik hati, rendah hati, pintar, jujur,rajin sabar, sopan santun tidak punya sifat iri hati sehingga memiliki banyak teman.
Chiku juga tikus jantan sahabat Dopa yang memiliki sifat seperti Dopa tetapi pemberani ,sangat sabar namun agak pemarah.
Chiku ,Dopa dan Kruno sering bertemu saat tikus – tikus sedang berkumpul ataupun rapat. Mereka bermain ,makan, bersenda – gurau bersama.
Seringkali seharian mereka bermain karena mereka masih anak – anak.
Dopa sering bercerita hal – hal yang lucu dan membawa makanan yang dibawa dari rumah juga didapat dari rumah lain disekitar hutan. Lalu mereka menikmati makanan itu beramai – ramai.
Alangkah indahnya.
Kadang seharian mereka berjalan – jalan disekeliling desa dengan membawa hasil yang mereka dapat saat mencari makanan.
Mereka saling berbagi mengundang teman – teman mereka berkumpul untuk menikmati hidangan saat itu.
Setelah makan tikus – tikus itu pulang ke keluarga mereka masing – masing.
Pagi berikutnya mereka sudah berkumpul kembali untuk saling menyapa dan berbagi kisah .
Saling bergantian dari mereka bercerita dan menikmati kumpul – kumpul tersebut.
Chiku bercerita kalau hari itu dia mendapat kue yang sangat lezat dan berniat untuk membawanya nanti sore.
Teman – temannya sudah menantikan dengan riang sore harinya ada yang mau membawa jeruk, kacang dan roti.
Dopa membawa keju besar sementara Kruno tidak membawa apa – apa karena sudah dmakan sendiri sampai habis.
Chiku pagi itu sedang berjalan didepan rumah .
Dia bertemu dengan Dopa.
Mereka berbincang – bincang dan membahas tentang keadaan rumah yang terkena angin ribut sampai rusak bagian belakangnya.
Mereka sedih karena ruangan bagian belakang rumaha dalah tempat favorit mereka.
Kalau senggang disamping depan rumah mereka dan dibawah pohon ceremai mereka sering meluangkan waktu untuk berbagi rasa.
Mereka berkejaran dan melompat – lompat gembira.
Teman – teman mengikuti mereka berkejar – kejaran dan gembira ria.
Kruno yang melihat mereka langsung bergabung dan ikut meloncat – loncat.
Dopa pintar menyanyi , dia menyanyikan lagu riang gembira yang lain membunyikan alat – alat music dari barang – barang bekas yang ada. Orang tua tikus – tikus tersebut melihat dengan senang.
Ketika permainan mereka berhenti Kruno bercerita tentang perayaan di desa , dia berkata kalau desa disamping hutan akan mengadakan hajatan anaknya menikah dengan pesta yang sangat meriah.
Dia mengajak teman – temannya untuk hadir dan berkata jangan makan dulu .
Teman – teman Kruno sepakat berangkat agak sore untuk mengambil sisa makanan yang mungkin akan dibuang setelah hajatan.
Pagi – pagi anak – anak tikus itu tidak makan semua meski dimarahi orang tua mereka. Merea bilang kalau nanti sore akan ada pesta.
Sore yang dinanti tiba juga tikus – tikus bersiap – siap memakai baju baru untuk menghadiri pesta yang telah sekian lama mereka tunggu.
Persiapan dirumah masing – masing sungguh heboh.
Baju – baju mereka tampak bagus dan berdandan cantik – cantik juga tampan.
Orang tua mereka juga heran kenapa anak – anak mereka begitu riang sore itu.
Tidak lupa tikus – tikus itu meminta ijin dan bersalaman sebelum berangkat. Dopa memimpin teman – temannya dan menunggu dipojok desa.
Chiku mengiringi berikutnya.
Terompet dibunyikan pertanda mereka semua harus segera berkumpul ditempat yang ditentukan.
Ada sekitar 25 tikus yag ikut beriringan lari – lari gembira.
Mereka sedang menunggu Kruno. Karena Kruno tidak datang juga pada sore itu.
Salah seekor tikus menghampiri kerumahnya. Tetapi tidak tampak juga.
Dia bertanya kepada orang tua tikus tetapi orang tua Kruno juga tidak dirumah karena sedang mencari makan.
Akhirnya mereka berangkat bersama – sama tanpa Kruno.
Jalan – jalan didesa itu dihiasi dengan hiasan warna – warni , suara music juga sangat kencang terdengar.
Bunyi – bunyi suara dan lagu sangat merdu menandakan adanya pesta didesa tersebut.
Didesa itu ternyata ada hajatan pernikahan pengusaha paling kaya.
Keluarga itu melaksanakan hajatan selama 7 hari 7 malam.
Acaranya sangat ramai karena memang keluarga itu ingin berbagi dengan tetangga dan sanak saudara.
Hidangan yang disajikan juga bermacam – macam dari yang tradisional sampai modern .
Tamu yang hadir tidak pernah sepi setiap hari diacara tersebut .
Hal itu pertanda bahwa keluarga itu sangat disayangi oleh setiap orang.
Tikus – tikus sudah sampai sana karena petang sudah menjelang.
Mereka berkumpul ditempat pembuangan makanan yang ada dipojok.
Mereka sangat takjub karena baru kali ini mereka melihat aneka makanan yang ada.
Tiba –tiba Kruno datang dia berbuat berisik dengan memecahkan alat – alat makan dan meloncat – loncat tidak karuan.
Teman – teman mereka mengingatkan Kruno agar tidak berbuat seperti itu.
Tetapi Kruno tetap saja berulah.
Dia memakai kaos jadi gerakannya sangat lincah .
Masih dengan ulahnya yang nakal Kruno menghampiri Dopa yang sedang makan.
Dia menendang Dopa karena iri Dopa mempunyai banayk teman.
Dopa kesakitan.
Dopa terlempar ke pojok keranjang makanan kepalanya terluka.
Chiku datang menolong. Dia marah kepada Kruno.
Dia menggertakkkan giginya dan mengepalkan tangannya karena sangat marah.
Chiku mengingatkan kruno agar tidak melukai temannya.
Tetapi Kruno tetap bertingkah.
Teman –teman mereka melihat Dopa sakit berhenti makan.
Mereka mengerumuni Dopa dan menangis.
Dopa sakit parah.
Mereka menangis dan menghibur Dopa.
Chiku tidak diijinkan Dopa membalas sakit hatinya kepada Kruno.
Kebahagiaan hari itu berubah menjadi tangisan .
Tikus – tikus itu sangat menyayangi Dopa karena dia adalah tikus yang baik yang tidak pernah melukai hati teman – temannya.
Chiku menangis disamping Dopa .
Sampai larut malam air mata mereka terus mengalir.
Karena persahabatan itu dan tangisan yang tiada henti desa itu sampai mengakibatkan air bah yang mengalir.
Melihat hal tersebut penduduk desa menyelamatkan diri.
Tikus – tikus berlari kehutan tetapi Kruno tidak bisa menyelamatkan diri.
Dia kekenyangan sehigga tidak bisa lari.
Dopa berlari mencari Kruno, dia berteriak kencang , mengingatkan Kruno akan datangnya air bah tersebut.
Kruno bersemangat untuk melarikan diri.
Dopa mengajak Kruno naik keatas pohon besar. Kruno mengikuti saran Dopa.
Akhirnya Kruno dan Dopa bisa selamat.
Karena mereka berdoa dengan kencang sambil menangis supaya air bah segera berlalu.
Tuhan mengabulkan doa mereka.
Badai itu telah berlalu. Dopa melihat Kruno menangis dan menyalami Dopa serta menyesali perbuatannya.
Mereka berpelukan ternyata teman – teman mereka juga menyaksikan kejadian itu.
Chiku datang tersenyum , mereka semua berangkulan dan bahagia.
Semoga cerita ini bisa bermanfaat jadilah sahabat baik bagi sesama karena kepribadian yang baik akan menumbuhkan kebahagiaan bagi siapapun .
Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
LEBARAN _ CERPEN
Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...
-
RANGKUMAN MATERI DAN DISKUSI BERSAMA BPK MUNIF CHATIB , OM JAY SERTA GURU PENULIS GROUP 7 Nara sumber yang memberikan adalah bapak Mun...
-
Celine keluar rumah. Dia naik sepeda motor dengan temannya. Celine memakai masker karena saat itu sedang pandemi covid 19. Celine senang se...
-
Nak, izinkan Kami membuka Pintu Kenyamananmu MENGAJAR GAYA MOTIVATOR Oleh Bapak Aris Ahmad Jaya ( http://arisahmadjaya.com/ ) Be...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar