Jumat, 30 Juli 2021

SABAR _ PUISI


Pahami mereka

Lapangkan jiwa

Sadari yang ada 

Sesuatu 

Yang kita tidak tahu

Apa itu 

Sabar

Biarkan 

Selalu menjadi baik

Diri dan niat kita harus selalu baik

Tertegun merasakan

Heran akan tindakan

Yang tidak sopan

Jengkel

Tapi biarlah

Mungkin itu yang bisa dilakukan

Bertahan dalam iklash

Bersabar akan sesuatu

Allah Maha Tahu

Allah Maha mengerti kalau hati dan niat diri baik

Biarkan saja 

Abaikan 

Fokus yang baik 

Relakan meski terpendam rasa sakit

Betapa tega 

Ya Allah ya Rabb

Kuasakan diri ini

Kami pasrahkan kepadaMU

Atas semua 

Berkaca tanpa melihat

Melaju tanpa menoleh

Hati berduri

Penulis

Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.

SMPN 3 Mranggen

Demak

Jawa Tengah

Congkak hati 

Kamis, 29 Juli 2021

BU SUKAR_ CERPEN

 Anjeli berlari ke arah penjual cilok. "Lek beli Cilok tiga ribu sedikit saosnya ya!" "Ok kak ." Belum selesai diberikan ke Anjel datanglah bu Sukar. "Lek , itu aku dulu ya, anakku selak pengin!" Sambil mengambil cilok dipanci dan makan beberapa. "Lho kok agak asin." "Besok lagi dikurangi garamnya Lek!" Berapa ini?" "Punya mbak Anjel , bu." "Aku dulu saja, anakku rewel kok!" " Tiga Ribu bu." " Dua Ribu saja, uangku kurang." Lalu bu Sukar pergi membawa cilok itu. Tak lupa dia minta tambah saos. Anjeli dongkol tapi dia sabar . "Maaf mbak." " Ya lek tidak apa _apa." Memang dia kebiasaan seperti itu. 

Bu Sukar sampai dirumah. Anaknya senang dibelikan Ibunya. " Ini sayang,kesukaanmu,cilok." " Banyak sekali bu.""Ya, Ibu beli banyak kok ." "Terimakasih bu." " Ok." 

"Permisi, bu Sukar , Ibu dipanggil nenek saya ke rumah!" " Maaf Reno, bu Sukar lagi sibuk bisnis." "Tapi kata nenek Ibu diminta sebentar kesana!" " Lah repot amat , bilang sama nenekmu bu Sukar mau Google Meet jadi tidak ada waktu." " Google Meet tentang apa bu ?" " Ehhhh apa urusanmu ? "" Anak kecil kok kepo." " Ya sudah bu ini catatan darj nenek ,katanya Ibu pinjam beras lima kilo belum dikembalikan, nenek berasnya nau habis bu." "Habis kok laporan, kalau aku memang belum sempat mengembalikan, dipinjami beras baru beberapa menit sudah bingung." Reno keluar dia malas berurusan dengan wanita itu. "Dasar orang aneh ." 

Ibu _ Ibu PKK berencana piknis tipis _ tipis karena sudah jenuh dirumah. Mereka berkumpul dirumah bu Manto. Bu Sukar datang terakhir pakai baju baru menyala dan sandal high heel. " Kok baru datang bu Sukar , rapat sudah mulai dua jam yang lalu." "Hasilnya apa, Kok tidak nunggu aku dulu?" " Ibu ditunggu tidak datang 2 dan semua sudah hadir." "Keputusan rapat ini wisata akan dilaksanakan Sabtu depan saat hari libur, iuran wisata seratus ribu termasuk 2 kali makan dan tiket masuk. " 

" Mahal amat!" "Aturan darimana itu?" "Seharusnya makan dua kali dan snack satu kali." " Tidak cukup uangnya bu." " Sini, aku saja konsumsinya, begitu saja tidak pecus! "" Ibu bisa mengusahakan? Karena rencana akan pesan dari catering Ibu 2 disini." " Tidak usah catering segala malah mahal ." 

Akhirnya Ibu _ Ibu sepakat untuk menyerahkan konsumsi ke Ibu Sukar." Uang akan kita berikan hari Rabu njih bu ." " Ya, secepatnya memang persiapan itu gampang." Ibu _ Ibu saling berpandangan mereka was was tapi tak berani mengatakan. Hari Rabu uang sudah ditangan bu Sukar. Ibu _Ibu gembira menanti saat wisata dengan teman 2 . Mereka persiapan baju,tas ,sandal ,topi , kacamata baru. 

Hari yang ditunggu datang. Sabtu pagi jadwal keberangkatan wisata Ibu _Ibu . Pagi _pagi mereka sudah dibis ada yang lengkap satu keluarga tapi banyak yang hanya dengan anaknya." Kurang siapa ini?" Kurang bu Sukar . Bu RT menelpon bu Sukar tapi HP off. Anak _anak remaja turun dan lari ke rumah bu Sukar karena pengin segera berangkat. Didepan rumah bu Sukar anak _anak melihat pintu ditutup. MPagar juga dikunci dari luar. Anak _anak melompat karena pagar pendek dan rumah kosong. Bu Sukar pergi kata mbah Rozad  sebelahnya ke luar kota selama satu Minggu. Lah , anak _ anak kaget dan melapor ke bis. 

Rombongan panik. Karena uang dibawa bu Sukar. Mereka marah,sedih,jengkel tidak karuan. Bu RT juga bingung dengan tingkah bu Sukar. Akhirnya mereka sepakat melanjutkan perjalanan pakai uang bu RT dulu. Didalam bis Ibu 2 lega. Karena kebanyakan sangunya mepet. 

Tibalah mereka ditempat wisata. Masuk ditempat yang sangat indah wisata kota Ibu 2 dan keluarganya menyebar menikmati suasana wisata dan menyegarkan pikiran. Mereka berfoto baik selfi atau dalam rombongan. Gaya mereka tidak kalah dengan influncer dan artis Ibu kota. 

Bu Renggo duduk ditaman dengan beberapa Ibu 2. Mereka mengamati ada pengamen disana. "Lho ,itu bukannya bu Sukar?" " Ya,benar,suara bu Sukar itu. Bu Sukar  masih asik mengamen tidak memperhatikan rombongan Ibu 2 tetangganya. Ibu 2 menunduk saat bu Sukar mendekat mereka dan didepan meŕeka bu Sukar mengamen. Tapi bu Sukar tahu salah satu anak itu Reno yang dia marahi. Bu Sukar lari kejalan raya dengan kencang. Ibu 2 melongo. Mereka meneteskan air mata. Mau berteriak mengejar tidak tega. Sampai sekarang bu Sukar tidak diketahui rimbanya. Rumah kontrakan ditinggalkan begitu saja. Anaknya ikut ortu bu Sukar. 

Penulis

Prihariyani,S Pd.,M.Hum.

SMPN 3 Mranggen

Demak

Jawa Tengah


 

Selasa, 27 Juli 2021

CURUT _ CERPEN

 Feti bergegas menuju pasar. Dia kesiangan karena semalam anaknya demam. Jalan kaki hanya lima menit dari rumah. Feti segera menuju dipasar dekat rumahnya. Penuh sekali pasar hari itu . Dia ingat ternyata hari libur. 

Pertama Feti menuju kios sayur langganannya. Dia beli terong,sawi putih,cabai,bawang merah,bawang putih dan bumbu pawon. Bergeser dia membeli macam 2 lauk, bakso,nugget,ayam dan ikan asin. Pasar itu ramai pembeli. Feti bertemu dengan tetangga yang juga belanja disana. Bertegur sapa sebentar Feti melanjutkan belanja. 

Dia capek pergi ke kios buah. Memilih beberapa buah yang dipesan anak 2 nya. Karena belanjaan banyak Feti menaruh belanjaan dipojok kios yang kosong. Dia memilih buah 2 an itu dan menimbangnya. Ingat bahwa Feti harus beli kaos untuk anaknya nomer empat. Feti memiliki enam anak masih kecil _ kecil. Dirumah mereka dengan asisten rumah tangga. 

Ditoko pakaian Feti asik memilih baju dan kaos hampir satu jam. Dia keluar toko. Duduk sebentar karena capek. Tiba _tiba dia melihat ada ibu 2 setengah tua melihatnya dia sorot agak benci dan mengamuk ke arahnya. Badannya tinggi, wajahnya hitam dan rambutnya acak 2 an. Feti takut mau menyingkir dihalangi oleh wanita itu dan temannya. Feti bergidik. Perempuan itu terus menyerangnya dengan pandangan dan kata 2 tidak jelas. Feti tidak berani memandang mereka. Dia takut. Setelah lima menit Feti ketemu tetangganya dan ditegur. Feti senang dia mengikuti tetangganya tapi tidak berani bercerita karena wanita itu masih buas melihatnya ingin menerkam dan menjahatinya. Feti bergeser jauh mengambil belanjaan. Lho kok hilang belanjaannya. Dia bertanya kepada pedagang tidak tahu. Kelihatannya tadi diambil dua wanita. Feti sedih dan hampir menangis. Dia hanya bawa buah dan kaos. 

Feti pulang dia beli sayur matang. Sampai dirumah Feti ketakutan mengingat wajah dua orang itu. Feti  cuci muka dan sholat. Dia benar 2 takut. Dia cerita dengan suaminya. Suaminya menasehatinya lain kali minta temani asisten atau suami kalau belanja. 

Sore hari saat santai dan minum teh juga menikmati kue bareng 2 . Anak 2 menunjukkan berita dari ponsel mereka kalau dipasar itu ada yang tertangkap karena merampas dompet pengunjung siang tadi. Jam 11 an, pas Feti ditakut_takuti dua wanita disana. Saat melihat wajahnya benar tadi yang dia lihat. 

Feti bersyukur dan lebih hati 2 lagi kalau ke pasar. Sekarang pasar diberi CCTV dan pengamanan penuh. Dalam hati Feti dasar curut. Maunya enak 2 an merampasa hak orang. 

Penulis 

Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.

SMPN 3 Mranggen

Demak

Jawa Tengah

Senin, 05 Juli 2021

PEPAYA EMAS _ CERPEN

 Rita berjalan cepat diikuti teman _ temannya. Mereka ada kumpulan anak _ anak berusia belasan tahun. Mereka berlima. Rita, Reza,Charlote,Hiĺly dan Vione. 

Hari itu hari libur anak _ anak biasa berkumpul. Jalan _ jalan agak sepi banyak kantor yang tutup. Hanya rumah yang ramai karena keluarga lengkap ada dirumah. Mereka melewati rumah Dion. Dion sedang berada dipojok rumah. Langkah mereka  pelan karena ada percakapan yang agak keras terdengar. " Lapar mak, belum makan." "Mak tidak punya beras,sudah habis. Hari ini mak agak sakit kepala pusing jadi mak tidak bisa bantu berjualan dipasar . " Dion , kamu lapar?" "Ndak mak, Dion puasa." Ayah Dion luar kota sudah tiga tahun tidak pulang. Mereka bertiga. Kelima  anak itu menangis mendengar percakapan itu. Mereka kenyang, sementara sahabat mereko Dion kekurangan. Dion tidak pernah mengeluh. Dion baik dan semangat dalam menghadapi hidup. "Hey, Dion ! Ikut kami tidak jalan _ jalan?" Tidak teman _ teman aku mau buat tugas prakarya untuk besok. " Mereka berlalu. Perjalanan anak _ anak masih berlanjut. Tetapi pikiran mereka ke keluarga Dion. Anak _ anak melewati kebun luas milik Haji Iftikhar. Pak Haji sedang panen buah melon, mangga,semangka,anggur juga pepaya. Anak _ anak mendekat. Mereka membantu dikebun. Salah satu anak itu adalah keponakan Haji Iftikhar. Mereka berpencar ke jenis tanaman yang disukai. Ada yang foto_ foto , membantu memasukkan ke keranjang dari pegawai pak Haji dan makan apel dibawah pohon. Sekitar satu jam anak _ anak pamit pulang. Mereka melewati panenan Pepaya. Anak _ anak melihat dikeranjang dan bertanya . " Pak Haji pepaya itu tidak dimasukkan dibak cuci? " "Tidak , itu tidak terpakai, hanya rusak sedikit kulitnya. "Kalian mau?" "Mau pak.""Ambil saja semua." Anak _ anak masing _ masing membawa empat pepaya. Tapi karena besar _ besar mereka mencegat motor Tosa yang biasa lewat mengantar beras. "Nah ,itu kosong!" Pak Lek boleh nunut bawa pepaya ke pasar? " Boleh mau diapakan?" " Mau saya jual Pak Lek,tadi dikasih Pak Haji Iftikhar." Mereka ke pasar menawarkan pepaya itu. Semua laku tiga ratus ribu rupiah. Tidak semua pepaya dijual ada satu mau diberikan ke Dion. Dipasar sambil menunggu Lek Hasyim kulakan beras mereka jajan pecel , bakwan jagung dan kolak pisang. Mereka bawa uang sepuluh ribu tiap kali kumpul _ kumpul. Uang itu untuk makan bersama dan diberikan pada pengamen, pemulung atau peminta _ minta. 

Balik lagi anak _ anak nangkring di Tosa. Mereka membelanjakan seratus lima puluh ribu untuk sembako sisanya diberikan tunai. Mereka juga membelikan es Gempol dan Mie Kopyok untuk Dion dan keluarganya. "Turun pak Lek, suwun." "Ok, segera pulang ya, sudah mendung.""Njih, pak Lek."  

Pintu rumah Dion terbuka Dion masih sholat dhuha dibelakang rumah. Adiknya tidur. Mereka memberi salam. Dion kaget. " Lho kok pada kesini ada apa?" Tidak apa _ apa ini ada sembako dan makanan juga uang untuk kamu dan keluarga tadi kami diberi pepaya Pak Haji Iftikhar lalu kami jual dam belikan ini." Ibu Painem mendengarcerita anak _ anak itu menangis. Dia pulang tadi diminta membantu tetangganya memasak karena akan ada arisan. Pulangnya dibawakan masakan. Anak _ anak diminta makan tapi masih kenyang. Adik Dion Calepo dibangunkan dan makan dengan lahap. Dia belum makan. Tadi pagi hanya makan nasi putih dengan kecap. Anak _ anak menyerahkan Mie Kopyok yang dibeli untuk keluarga Dion. Dion bilang kalau dia puasa. Anak _ anak langsung menutup mulut dan malu. Mereka pamit pulang. Tetapi tiba _ tiba awan gelap menyelimuti , petir menyambar kian kemari. Hujan turun dengan lebatnya selama dua jam. Anak _ anak dibuatkan teh hangat dan makan pepaya yang tadi diberikan. Sudah dikupas oleh Ibu Nem dan tahu bakso mercon. Tiba _ Tiba lima orang tua mereka menjemput. Anak _ anak dan orang tua mereka melambaikan tangan berpamitan. Ditengah jalan mereka ramai bercerita tentang apa yang mereka kerjakan. Orang tua mereka geleng _ geleng kepala dan senang dengan aktifitas anak mereka kali ini. Dalam hati mereka memuji tapi hanya diwujudkan dengan mengelus kepala anak _ anak. 

Dua Minggu kemudian. 

Anak _ anak menjemput Dion akan diajak belajar kelompok. Mereka naik sepeda. Lho kok rumahnya rata dengan tanah. Anak _ anak mengucek _ ucek mata mereka karena ingin meyakinkan apakah mimpi. Mereka berpandangan. " Apakah kita mimpi?" " "Tidak" jawab mereka serentak. Spontan anak _ anak menangis histeris. Tetangga sebelah rumah Dion keluar. "Ada apa anak _anak mengapa kalian menangis?" Dion dimana bulek?" " Ooo Dion pindah ke gang delapan masih dikelurahan ini." Mendengar hal itu anak _ anak ceria seketika. Mereka pamit dan mengucapkan terimakasih atas informasi yang diberikan. 

Anak _ anak tiba digang delapan disitu  ada security dua orang dan pintu masuk cluster perumahan. Mereka berdebat betul tidak gang delapan. Tapi semua memang mendengar kalau Dion pindah digang delapan. Mereka mencari disekeliling jangan _ jangan ada rumah sederhana milik Dion. Karena mencurigakan mereka dipanggil security. "Anak _ anak ada yang bisa bapak bantu?" " Maaf pak , kami mau tanya apakah ada Dion disini? " Seperti apa fotonya?" " Ini pak." "Ooo yaa dia rumahnya paling pojok" Anak dari Bapak  Pram. Adiknya bernama Calepo kan? " " Betul pak" Ayo masuk mana kartu pelajarnya dan isi buku tamu!" "Siap pak." Anak _ anak menuntun sepeda disamping pos dan diantar salah satu petugas jaga. 

Mereka tiba dirumah itu sangat besar rumah lantai tiga dengan kolam ikan besar disamping garasi dan disamping ruang tamu ada kolam renang. Mereka melihat _ lihat kedalam dan berdebar _ debar. Tiba _ tiba Dion dan Calepo berlari memeluk kelima anak _ anak itu. Mereka menangis. Ibu Nem datang tampak bersih dan cantik. Dia memanggil suaminya. Bapak Pram keluar mereka tahu apa yang diceritakan Dion dan keluarga tentang sahabat Dion. Jamuan makan sangat luar biasa disiapkan oleh asisten rumah tangga dirumah Dion. Anak _ anak takjub. Mereka boleh berenang kalau mau. Tapi mereka masih malu. Pak Pram berkata kalau setiap kali makan harus ada pepaya dimeja. Dan didepan rumah juga ditanami pepaya juga ditaman lantai tiga. 

Anak _ anak sangat senang. Pak Pram merantau dan memiliki usaha dibidang souvenir diseluruh Indonesia. Pak Pram menyampaikan kalau kelima  anak _ anak itu akan diberi bea siswa sampai Perguruan Tinggi dimanapun diterima. Sebulan kemudian anak _ anak dan keluarga mereka diajak jalan _ jalan ke berbagai tempat wisata di Indonesia bahkan juga sampai ke mancanegara. Haji Iftikar diberi mobil pick up baru untuk mengangkut  panenan. Dan pemilik Tosa yang mengantar juga belikan pick up. Pak Pram membangun Musholla. 

Dia memiliki kebun pepaya lima hektar anak _ anak dan siapa saja boleh mengambil sepuasnya. Keluarga Dion masih sama sederhana dan baik dalam ucapan dan tindakan. Membumi meski sudah tinggi. 

Kisah yang mengharukan tentang kebaikan. 

Penulis 

Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.

SMPN 3 Mranggen

Demak 

Jawa Tengah 

LEBARAN _ CERPEN

 Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...