Combro kukenal dari teman saat ada pertemuan sebagai konsumsi yang disediakan.
Saya baru sekali makan.
Combro rasanya enak.
Terbuat dari singkong yang diparut dan didalamnya oseng tempe.
Biasanya dengan isian gula merah.
Justru karena lain isinya saya suka.
Enak rasanya. Mantul.
Sejak saat itu saya mulai jatuh cinta dengan combro.
Siapapun yang membawa atau menawarkan combro pasti ku beli.
Sering aku pesan ke teman yang tetangganya berasal dari Bandung.
Ada yang asalnya Temanggung saya juga pesan.
Pada waktu itu bulan Mei dirumah saya ada peringatan seratus hari ayah.
Karena orang tua anaknya banyak.
Maka bagi _ bagi tugas.
Adik ada yang menyediakan bunga dan peralatan Misa sekaligus antar jemput pastor.
Ada yang bertugas menyiapkan bingkisan / cindera mata berupa mug bergambar seratus hari foto ayah, ada yang menyiapkan tas untuk tempat souvenir, ada yang pesan soto dan lauk,tugas saya buat nasi kotak untuk dibawa pulang.
Tetapi saya juga menyiapkan combro. Snack ditata rapi cake, kacang bawang dan combro berjajar bersama air minum dalam kemasan dan tisue.
Acara demi acara dimulai.
Tampak jemaat dengan khusyuk melantunkan lagu _ lagu rohani. Pemberkatan dan penerimaan hosti juga dilakukan diikuti kotbah dari pastor.
Acara selesai.
Tiba pada acara lain _ lain.
Jemaat yang hadir menikmati hidangan dilanjutkan dengan ramah tamah.
Mereka pamit pulang.
Pastor diantar kembali ke gereja. Saat hendak pulang.
Ada jemaat yang bilang kalau combronya enak sekali.
Mereka jutru milih combro.
Cake nya yang suka anak _ anak. Mendengar hal itu saya sangat senang.
Bisa membahagiakan tamu yang mendoakan ayah.
I love my dad forever.
This combro is for dad.
Penulis
Prihariyani, S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar