Mbah Karjimin dulu seorang pemuda yang tampan, gagah , bekerja keras dan ramah juga suka menolong. Mbah Jimin disukai banyak orang.
Rumah mbah Jimin paling megah diantara yang lain. Warna abu _ abu memiliki tiga lantai yang luar biasa bagus. Dikelilingi pagar tembok besar transparan yang didepannya ada kolam ikan buatan. Sempurna sudah bangunan itu diantarayang lain. Mbah Jimin memiliki satu anak bernama Betrice. Betrice ikut suaminya ke Padang. Tetapi lima tahun berikutnya Betrice ikut suaminya ke luar negeri. Istri mbah Jimin seorang perempuan cantik yang memiliki bisnis pakaian. Istri mbah Jimin sering ke luar kota dan kadang 2 berbulan 2. Mbah Jimin dirumah dengan pembantunya.
Suatu saat istri mbah Jimin Ibu Ira mengatakan kalau dia ingin berpisah dengan mbah Jimin karena telah dekat dengan orang lain. Mbah Jimin kaget. Dia begitu sayang dengan istrinya tetapi istrinya begitu mudah meninggalkannya.
Mbah Jimin terpana dalam duka . Dia murung tanpa henti. Mbah Jimin masih beraktifitas sebagai Kepala Perusahaan Ekspor Impor Sepatu. Malam menjelang mbah Jimin kangen dengan keluarganya anak dan cucunya tapi tiada kabar. Dia terlelap dalam doa.
Mbah Jimin minum teh pagi hari dan makan roti selai juga buah anggur. Pembantu mbah Jimin mengatakan kalau ada tamu. Mbah Jimin keluar. Dia tidak mengenal tamu itu tetapi seorang wanita cantik. Mbah Jimin kala itu masih berusia 45 tahun. Mbah Jimin mempersilahkan masuk. Tamu tadi ternyata dulu tetangga mbah Jimin di desa. Bernama Tina. Mereka bercakap 2. Mbah Jimin dan Ibu Tina mengenang waktu kecil. Ibu Tina ternyata belum menikah. Dia diberi alamat oleh adik Mbah Jimin. Ibu Tina dan mbah Jimin berbincang 2 tentang banyak hal . Mbah Jimin memanggil pembantunya untuk memesankan tiket pulang Ibu Tina. Mereka bertukar kontak.
Dua Minggu kemudian Ibu Tina bertamu lagi ke rumah Mbah Jimin. Mbah Jimin senang karena ada teman mengobrol. Mbah Jimin mengantar Ibu Tina ke rumah. Mbah Jimin melihat pemukiman itu masih sama. Kumuh dan banyak yang tidak bersekolah. Kotor juga becek. Air Mata mbah Jimin mengalir deras. Mbah Jimin ingat waktu dulu. Dia hidup dengan mereka. Merenda cita 2 dan bersahabat. Ibu Tina mempersilahkan Mbah Jimin masuk ke rumah. Sebuah rumah semi permanen dan bocor sana _ sini. Lingkungannya juga kotor. Mbah Jimin menghela napas. Dia tetap hormat dan banyak tetangga yang mendekat bersalaman dan memeluk mbah Jimin.
Mbah Jimin ke adiknya, Jito , mbah Jito menangis melihat kakaknya. Mbah Jito tidak mau sekolah dulu malah mencari ikan dilaut. Rumah orang tua ditempati mbah Jito. Mbah Jito dan keluarga sangat senang dengan kehadiran kakaknya .
Mbah Jimin memberi mbah Jito kontak rumah dan Ruko untuk adiknya di kota. Rumah itu diberikan untuk buat panti asuhan dan tempat belajar anak 2.
Sebulan kemudian jalan di desa itu dibangun dan kelihatan bagus. Ibu Tina diminta untuk mengurus panti asuhan tersebut.
Mbah Jimin berdoa semoga desa tempat kelahirannya semakin maju. Kakek ....
Mbah Jimin kaget.Cucu dan anak juga keluarga anaknya Betrice datang. Cantik dan ganteng cucu mbah Jimin. Mereka menikmati kebersamaan itu.
Ibu Betrice bangga dengan ayahnya. Seorang yang setia dan penuh kasih sayang terhadap sesama.
Penulis
Prihariyani, S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar