Sabtu, 09 Mei 2020

POCONG DIMENARA - CERPEN

POCONG DIMENARA Suara adzan subuh terdengar sesaat setelah kami selesai melaksanakan shalat tiba – tiba saudara kami datang memberitahu kalau ada saudara yang meninggal . Segera kami berencana untuk ikut takziah . Persiapan dilakukan anak – anak ikut semua. Lokasinya sangat jauh dari kota kami Semarang. Sepanjang jalan anak – anak masih mengantuk . tetapi karena terburu – buru berangkat kami tidak sempat makan pagi. Kemudian kami makan diwarung makan dipinggir jalan . Kami berjumlah 8 orang. Kami memilih aneka menu yang disediakan kelihatannya warung makan itu buka 24 jam. Menu yang kami pilih antara lain nasi rames ( nasi dengan aneka lauk ), soto, perkedel, tempe goreng, sate, kerupuk dan miunum yang kami pilih teh hangat, kopi, susu dan air putih. Kamipun menikmati sarapan tersebut. Setelah selesai kami berhitung dan setelah dijumlah ternyata muah sekali harganya diluar kalkulasi saya. Perut kami kenyang rasanya enak dan harga murah. Perjalanan kami nikmati kurang lebih 2 jam . tibalah kami ketempat yang dituju. Suasana duka seakan sudah menyambut kami meski kami masih beradadiujung gang. Banyak orang yang memakai busana gelap , tampak larut dalam duka tersebut. Tempat terasa hening meski hawa dingin menusuk kalbu karena wilayah tersebut merupakan peunungan. Derai air mata memnuhi kediaman rumah duka kamipun ikut didalamnya. Kami mengikuti prosesi pemakaman ratusan pelayat turut serta. Sore menjelang kami berpamitan pulang. Saat itu H+3 lebaran perjalanan kami macet disana – sini. Sampai petang kami belum tiba diSemarang. Karena mobil tidak bisa bergerakkami memutuskan untuk makan malam ditepi jalan besar. Yang kami pilih adalah menu masakan dari kambing seperti gule,tonseng,sate plus lontong ataupun nasi. Aku memilih tonseng kambing favoritku sementara suami anak – anak dan mertua juga sopir memilih kesukaan mereka masing – masing. Tak lupa kami memilih minuman the hangat, es teh , es jeruk. Aku datang ketempat pegawai yang menyajikan makanan “ Mas Tongseng saya mana?” , “ Ya, bu “ jawab mereka. Semua sudah selesai makan bahkan menu yang sama Tongseng untuk mertua sudah tetapi pesananku belum diantar juga. Akhirnya aku datang lagi bertanya “ Mas Tongseng saya mana?” , “ Ya, bu “ jawab mereka . Aku sudah mulai jengkel tetapi kutahan kenapa hanya masalah makanan jadi jengkel. Akhirnya datang juga pesananku karena sudah agak lapar aku makan dengan senang hati. Hemmm …….lezat. Selesai makan aku ke kasir dan harganya sungguh murah. Kami menunggu sopir yang sedang mendapat telepon dari temannya. Dan kami pilih duduk dibangku panjang didepan warung. Kami duduk berjajar , dan saat asik duduk pandangan mataku tertuju kea rah utara atas . Mata ini dari tadi ingin menoleh ke utara. Ya , Allah aku terkejut karena aku melihat pocongan tergantng diatas menara. “What!” Mata pocong itu hijau . Aku melihat terus meski aku takut. Aku takut tetapi aku terus melihat dan aku tidak bisa berteriak karena lidahku seperti terkunci. Tetapi aku tidak bercerita dengan suami maupun rombongan apalagi kepada anak – anak mereka bisa ketakutan dan menangis. Aku takut kalau bercerita anak – anak ketakutan dan sopir kehilangan konsentrasi menyetir lagi pula saat itu juga larut malam. Akhirnya tibalah kami kerumah badan terasa capek. Setelah membersihkan badan kamipun tidur. Sudah terlewat kejadian tersebut dalam ingatanku sampai suatu sore saat kami berkumpul diruang tengah ibu mertua kami bercerita tentang kemarin, “ wah capek ya kita , jaraknya biasa tetapi karena macet jadi lama”. “ Ya Nenek “ jawab anak – anak. Lalu aku bercerita kalau aku melihat pocong disamping rumah makan dengan mata pocong berwarna hijau. Tetapi tanpa kuduga anak laki – lakiku berkata , “ Ya ma aku juga melihat. Dimenara kan ? “ Wah …..ternyata aku dan anakku yang diberipenampakan wujud pocong tersebut. Lho kamu kok tidak bilang tanyaku. Katanya tidak ma aku takut kalau pada ketakutan . Dan sekarang saya takut kalau makan diluar kota saat malam hari. Demikian rangkaian kisah misteri yang benar – benar saya alami dalam kehidupan saya. Tidak ada unsur rekaan , semuanya nyata. Semoga dengan kejadian penglihatan diatas saya semakin tebal imannya dan selalu dekat dengan Allah sehingga tidak mudah diganggu oleh mahluk halus . Penulis Prihariyani,S.Pd.,M.Hum. SMPN 3 Mranggen Demak Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEBARAN _ CERPEN

 Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...