Minggu, 12 April 2020

PEDAGANG JENGKOL DITEPI HUTAN _ CERPEN

Dipinggir hutan . Tinggalah keluarga Hasyim. Mereka terdiri dari ayah , ibu dan tiga anak. Bapak Hasyim seorang petani padi tetapi juga memiliki kebun durian, jengkol dan petai. Ibu Hasna istri pak Hasyim seorang pedagang. Dia merupakan pedagang musiman setiap akhir pekan. Tempat tinggal mereka agak jauh dengan jalan raya dan harus melewati hutan. Jadi pada saat harus berdagang Ibu Hasna berangkat malam hari bersama teman _ teman pedagang naik mobil pick up terbuka. Udara malam sangat dingin tetapi  mereka tetap berangkat berdagang. Membelah belantara menembus dinginnya malam dan menerjang gelapnya pandangan. Kadang mereka tidur karena jarak yang harus ditempuh _+ tiga jam.
Beralaskan kardus dan berselimut kabut.

Menjelang pagi mereka sampai ditempat lapak masing_ masing. Tetapi pagi diawali dengan mandi dan shalat Subuh. Kemudian mereka mulai berdagang. Tempat itu sering dipakai oleh warga sekitar untuk berolah _ raga bahkan wisata. Pengunjung ramai dari daerah setempat ataupun luar kota.

Petai, durian, rambutan, jengkol ditata dimeja lapak. Produk pertanian yang dijual dari kekayaan lokal warga setempat. Lapak itu juga menyediakan tikar untuk makan ditempat tersedia juga tempat sampah dam sanitasi untuk akses pengunjung. Pengunjung bisa menikmati panorama hutan yang menakjubkan dan sejuknya oksigen dipagi hari. Dikanan kiri juga menyediakan makanan dan minuman. Bakwan goreng, mendoannya  rasanya mak nyus dan terkenal diseluruh tanah air, pisang goreng plus minum sekoteng. Membawa kesegaran bagi mereka. Pasar sudah mulai ramai seiring dengan matahari yang mulai menyingsing dari timur.

Tumpah ruah pengunjung dan aktifitas dari berbagai instansi meramaikan pasar akhir pekan dihutan tersebut. Lalau lalang kendaraan bermotor juga menambah ramai suasana. Sungguh luar biasa. Kehidupan yang dinamis. Dengan aneka kegiatan dan perekonomian.

Dagangan yang dijual disana ludes. Karena mereka tidak hanya beli untuk diri sendiri tapi juga untuk oleh _ oleh sanak saudara. Mobil _ mobil mewah memborong habis dilapak yang mereka tuju. Sungguh karunia Allah begitu besar kepada hambaNYA. Bu Hasna merapikan dagangan . Bersiap _siap pulang. Jengkol dua karung sudah ludes. Dia menyapu dan merapikan lapak. Pedagang yang lain sama selalu menjaga kebersihan tempat. Karena sudah ada instruksi dari Pemerintah dan Paguyuban Pedagang untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian tempat usaha. Astaga apa itu? Bu Hasna kaget. Dia melihat dompet warna coklat bagus sekali jatuh dibawah kolong lapak. Dia memberitahu teman yang lain. Kemudian mereka bersama _ sama membuka dompet tersebut. Ternyata pemilik dompet itu seorang guru yang mengajar didesa agak jauh daŕi tempat itu.
Pada saat bu Hasna bingung anaknya datang. Juna menjemput ibunya. Ibu ada apa ? Ibu Hasna bercerita. Mana bu,saya antar. Ibu disini dulu. Bu Hasna menunggu Juna. Dia mengajak tetangga yang ada disitu untuk menemani.

Juna naik motor dengan pelan dia menyalakan GPS untuk mengikuti alamat yang ada. Ditengah jalan temannya perutnya sakit. Juna perutku sakit aku lapar. Lho. Juna bingung. Aku tidak bawa uang. Tadi langsung berangkat belum minta ibu. Wadah sakit. Perutku sakitm aku lapar. Sabar ya. Nanti kalau sudah pulang. Tidak mau aku lapar. Temannya menangis karena memang lapar. Maklum masih SMP.
Juna bingung. Kebetulan dia sudah melewati hutan dan melihat perkampungan. Lagi _ lagi anak itu rewel. Aku mau pulang kak. Aku lapar. Sabar ya. Itu ada warung. Belikan aku makanan. Waduh. Juna berhenti. Sebentar aku ke warung dulu ya. Bu, boleh kami beli makanan tapi uangnya belum bawa. Tadi lupa. Mau beli apa? Boleh. Nasi Megono ibu. Sama minun teh hangat kalau boleh satu saja. Ibu itu memberikan nasi dua pincuk dan membuatkan teh hangat. Satu saja ibu ,saya belum bawa uang. Tidak apa _ apa nak.

Juna berdua makan nasi megono yang endes. Sambil minum anak yang ikut dengan dia senang dan segar badannya.
Sambil makan Juna menanyakan alamat yang dicari. Ibu itu ternyata kenal. Dan menunjukkan tempatnya. Juna mengucapkan terimakasih. Mereka menuju ketempat yang dicari.

Rumah itu ada dipinggir jalan besar dengan pintu gerbang yang kokoh dan bagus. Juna mengucapkan salam dan memencet bel.
Keluarlah seorang bapak. Ada apa? Silahkan masuk. Mereka masuk berdua. Duduk diteras yang sangat bagus. Didepannya ada taman dengan kolam ikan. Ada juga jembatan kecil diatas kolam. Ayo masuk kedalam. Mereka masuk dan disiti sudah tersedia berbagai hidangan kue dan minum. Juna menyampaikan maksudnya menyerahkan dompet yang ditemukan dilapak ibunya. Dan alamatnya disini. Ooo ya ini dompet istri saya. Terimakasih. Nanti saya sampaikan. Kemana ibu pak? Ibu baru saja keluar ikut senam diKelurahan. Nanti saya sampaian salam dari kalian dan terimakasih kami sampaikan. Ya pak. Juna keluar dengan temannya. Bapak itu juga keluar dipagar dia melihat. Kenapa itu motor kamu. Kabelnya putus. Ya pak. Rem stang tadi putus waktu meluncur kesini. Tadi juga jatuh dipojok gang sebelum kemari. Motor kamu tinggal saja disini saya antar pulang kalian berdua.

Mereka diantar oleh bapak tersebut pulang. Dipinggir hutan ibu Hasna masih menunggu cemas di lapak ditemani dengan temannya. Ibu kami datang. Lho. Kenapa kamu tidak bawa motor? Apa yang terjadi. Mereka menceritakan yang terjadi. Mereka diantar sampai rumah. Bapak tersebut pamit. Maaf saya pamit terimakasih atas bantuannya. Silahkan besok ke toko saya.
Bapak tersebut meninggalkan kartu nama dan alamat Dealer Mobil dikota tersebut.
 Dua hari berikutnya ketua paguyuban memberitahu kalau Juna akan dikirimi motor baru. Karena ternyata ketua Paguyuban itu teman bapak tadi.

Alangkah indahnya kebaikan.

Cerita diatas adalah cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama dan alamat bukan unsur kesengajaan dari kami.

Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEBARAN _ CERPEN

 Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...