Rusti membaca group WA alumni SPGN Semarang alumni 90 dia tersenyum sendiri. Ramai karena banyak yang mengisi dengan berbagai model. Dan WA ini termasuk non stop dua puluh empat jam. Pagi panggilan shalat subuh. Siang sampai malam komplit isinya. Tengah malam panggilan shalat tahajud. Membaca WA ini sekaligus teman dikala ingin refreshing.
Rusti sedang sibuk menjemur baju. Banyak baju gamis yang dia pakai minggu ini. Dia agak capek. Selesai menjemur pakaian Rusti istirahat diteras depan sambil makan cemilan nugget mie. Ada mobil berhenti didepannya. Dia memperhatikan. Siapa itu. Sepertinya kurang paham. "Permisi benar ini rumah ibu Rusti? " " Ya, ada apa? Ada yang bisa saya bantu? ". Saya hanya ingin silaturhami. Monggo". Lalu setengah jam kemudian mobil datang lagi. Keluarlah rombongan Kunto dan keluarganya. Haa. Ada apa ini ? Kok pada kemari. Rusti itu kok kamu diamkan , dia Panca. Lha. Rusti kaget dan memang lupa. Ayo masuk teman _ teman. Rusti menelpon teman _ teman alumni yang ada diJakarta. Mereka bergabung. Ada Caecilia, Kiswati, Sakdun, Kastari, Marno dan Darmanto. Langsung kumpul ditempat Rusti.
Tiba_ tiba Asim dan Riyadi datang. Lengkap sudah kebahagiaan jumpa teman _ teman. Umi Khulsum dan Umi Khamidah juga datang dengan keluarga. Mereka berencana liburan disini.
Rusti menyiapkan makanan dan minuman juga rujak dan kerupuk sambal. Ada sayur ikan patin dan daun singkil ada sumpil dan keripik singkong buatan bu Rom yang sangat endes. Anak _ anak yang ikut sangat senang. Karena makanan yang disajikan sangat banyak. Mereka tertawa dan bercanda. Mengenang masa lalu. Triyono dipanggil juga datang ditemani Sulastri dan Slamet. Lengkap dan mantul.
Tiba _ tiba hujan turun deras. Banjir menerjang. Anak _ anak ketakutan katena petir menyambar kian kemari. Makanan yang disajikan juga sudah dinikmati. Anak_ anak menangis. Jangan nangis nak, nanti saya ambilkan puding dikulkas ya? Tapi Keysa tetap menangis. Anak kecil yang lain ikut _ ikutan menangis akhirnya dibujuk agar mau diam. Nanti tante ambilkan puding tapi diam ya sayang. Anak baik anak sholeh. Ya bu. Rusti kebelakang. Anak _ anak sudah tertawa lagi. Rusti menuju
ke arah kulkas dua pintu miliknya. Dibuka pintunya. Lho kok terkunci. Dia mengingat _ ingat dimana menaruh kunci itu. Dia tanya pada anak_ anaknya tidak tahu. Akhirnya Rusti didapur tidak berani keluar. Teman _teman lama menunggu. Ibu Fitri masuk. Mbak Rusti , kami mau pamit. Lho , kunci kulkasku belum ketemu. Mereka mencari bersama _ sama. Anak _ anak ikut mencari. Mana diluar hujan. Tante mana pudingnya? Sabar cantik. Ini baru mencari kunci. Hebohlah mereka mencari kunci. Petugas dibagi menjadi beberapa penjuru. Apa dibongkar saja kulkasnya. Mendatangkan juru kunci juga tidak mungkin karena hujan. Anak _ anak sudah resah. Akhirnya mereka pamit. Rusti minta maaf. Anak_ anak sudah menurut dengan orang tuanya. Maaf teman _ teman kenapa saya kunci karena saya menaruh bacem ayam,tahu dan tempe biar awet takut dimakan kucing. Lha ini malah hilang. Padahal mau memberi anak _ anak puding. Tidak apa _ apa Rusti.
ke arah kulkas dua pintu miliknya. Dibuka pintunya. Lho kok terkunci. Dia mengingat _ ingat dimana menaruh kunci itu. Dia tanya pada anak_ anaknya tidak tahu. Akhirnya Rusti didapur tidak berani keluar. Teman _teman lama menunggu. Ibu Fitri masuk. Mbak Rusti , kami mau pamit. Lho , kunci kulkasku belum ketemu. Mereka mencari bersama _ sama. Anak _ anak ikut mencari. Mana diluar hujan. Tante mana pudingnya? Sabar cantik. Ini baru mencari kunci. Hebohlah mereka mencari kunci. Petugas dibagi menjadi beberapa penjuru. Apa dibongkar saja kulkasnya. Mendatangkan juru kunci juga tidak mungkin karena hujan. Anak _ anak sudah resah. Akhirnya mereka pamit. Rusti minta maaf. Anak_ anak sudah menurut dengan orang tuanya. Maaf teman _ teman kenapa saya kunci karena saya menaruh bacem ayam,tahu dan tempe biar awet takut dimakan kucing. Lha ini malah hilang. Padahal mau memberi anak _ anak puding. Tidak apa _ apa Rusti.
Mereka pamit. Kerumah dan melakukan perjalanan ke kota masing _ masing. Marno dan rombongan Jakarta pamit. Pada saat pamit tiba _ tiba saat pakai sepatu Darmanto menemukan kunci didalam sepatunya. Mungkin jatuh saat Rusti menunduk dan tidak sadar. Lha ini kuncinya. Wadaw. Rusti melihat kearah rombongan yang melaju. Dia sedih dengan kejadian itu.
Gara_ gara kunci kulkas.
Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Demak
Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar