Kamis, 02 April 2020

KIDUNG SUNYI _ CERPEN

KIDUNG SUNYI

Pagi yang cerah. Matahari bersinar menandakan dimulainya kehidupan. Pasar Tawangsari sudah ramai dengan pedagang dan pembeli sejak pagi dini hari. Pedagang dan pembeli sibuk dengan kegiatan mereka.

Juro adalah seorang pemuda yang pekerjaannya sebagai nelayan. Dia gagah tetapi agak hitam karena sering melaut. Malam dini hari bersama pemuda yang lain mencari ikan dilaut dan memanen ikan ditambak. Juro rajin sekali. Dia tidak pernah mengeluh. Apa yang dilakukan demi kedua orang tuanya dan tiga adiknya yang masih kecil_ kecil. Ayah Juro sudah sakit _ sakitan. Dia mengidap penyakit jatung. Beberapa kali sudah di opname di Rumah Sakit. Ibu Juro berjualan rempeyek  ikan teri dipasar itu. Hasilnya lumayan bisa buat kebutuhan sehari _ hari. Juro sudah lulus Sekolah Menengah Atas. Juro tidak melanjutkan karena biaya. Tetapi Juro tidak sedih. Juro terus semangat membantu orang tua. Pagi itu Juro menjual ikan yang dia tangkap dilapak ikan tempatnya. Siang jam sebelas dagangannya sudah habis. Dia kembali ke rumah.

Keesokan harinya  Juro dengan semangat berjualan. Juro anak yang ramah sehingga laris saat berdagang. Uang hasil menjual ikan dia berikan kepada orang tuanya . Sebagian dia tabung. Juro selalu menabung. Dia tidak ingin kekurangan. Dirumah Juro merawat ayah dan menolong pekerjaan orang tuanya. Memberi bimbingan belajar untuk ketiga adiknya Meli , Sinar dan Dev Orang tua Juro senang melihat kepribadian Juro . Juro taat beribadah, sopan santun, cinta keluarga dan ramah dengan orang lain.

Dua bulan berikutnya. Juro sedang berdagang. Pasar itu menjual banyak bahan pokok sehari _ hari dan makanan.
Termasuk ikan dan daging. Juro sedang istirahat. Juro minum es sirup coco pandan yang dia pesan. Segar rasanya. Juro melanjutkan berdagang. Kali ini pasar ramai karena menjelang puasa. Juro senang dagangannya laris. Tinggal udang satu kilo.
Dia masih setia menunggu pembeli. Juro mendengarkan lagu yang diputar oleh teman disampingnya. Lagu dangdut dengan judul "Ambyar". Mereka menirukan dan bergaya seperti Boy Band. He he he .
Pasar sudah mulai sepi. Tetapi dagangan Juro belum habis. Akhirnya dia bergegas pulang. Saat mengambil udangnya untuk dibawa pulang seorang ibu mendekatinya. Dia membeli udang tersebut. Senang dalam hatinya bersyukur . Tuhan masih memberikan rejeki padanya.

Juro pulang kerumah. Tetapi Juro melihat ibu tadi masih dipasar sendirian. Juro bertanya kenapa ibu belum pulang. Jawab ibu itu dia menunggu anaknya. Masih sekitar satu jam lagi. Karena anaknya ke toko membeli obat dulu. Ayo saya antar ibu. Juro menawarkan bantuannya. Ibu itu setuju. Maaf merepotkan kata si ibu. Tetapi Juro tetap menolong. Dia siapkan motornya dan mengantar ibu itu pulang. Rumahnya agak jauh tapi  bersebelahan dengan pasar. Juro tiba dirumah ibu itu. Dia takjub . Rumah ibu itu sangat bagus . Memiliki lantai empat dan ditutup pintu gerbang yang dijaga oleh dua penjaga yang ramah. Juro terpana . Bagai bumi dan langit pikirnya. Dia pamit hendak pulang. Tetapi ibu itu menahannya. Jangan pulang dulu nak. Nanti tunggu masakan ibu matang.
Juro menunggu . Tetapi dia menunggu diluar dengan bapak penjaga dan bincang _ bincang.
Satu jam kemudian . Masakan telah matang.  Ibu  Kartika memanggil Juro untuk makan. Masakan dimasak oleh empat orang yang ikut membantu dirumah ibu Kartika. Tadi dia memang ingin ke pasar karena ingin jalan _ jalan dan berolah _ raga. Juro tidak mau makan karena masih kenyang. Ibu Kartika membungkus makanan untuk dititipkan saat Juro pulang kerumah. Wah baiknya ibu ini. Biasanya  dengan orang kaya Juro takut dan minder Tetapi keluarga ini sangat baik. Juro pamit pulang karena akan membeli obat untuk ayahnya . Waktu pulang disamping diberi makanan Juro juga diberi uang tetapi dia tidak mau. Juro pulang ke rumah. Sebelum melangkah keluar Juro bertemu dengan seseorang yang keluar dari mobilnya. Bapak Husni suami ibu Kartika datang. Juro tersenyum dan memberi salam. Terus melanjutkan perjalanan pulang.

Satu Minggu kemudian. Juro didatangi pembeli yang sangat cantik. Wajahnya putih bersih. Badannya tinggi langsing dan berpakaian rapi juga indah. Juro kaget. Pedagang pasar dan pembeli juga banyak yang kaget. Juro salah tingkah. Dia tidak berani menatap wajah pembeli. Lucu sekali tampaknya. Pembeli itu bertanya benaranda yang bernama Juro. Juro mengangguk. Ini ada titipan dari mama saya ibu Kartika katanya mau membeli udang dua  kilo dan ikan dua kilo. Juro menghitung berapa yang harus dibayar. Wanita itu bernama Celine. Celine memberikan uang sekaligus surat dari ibu Kartika. Juro segera menyimpan surat itu disakunya. Celine pulang ke rumah.
Juro segera membaca surat itu. Ternyata pedagang yang lain juga memperhatikan Juro. Apa isinya . Juro dag dig  dug. Didalam amplop itu ada kartu nama. Bapak Husni ternyata seorang rektor di Perguruan Tinggi di Indonesia. Juro diminta untuk melanjutkan kuliah dan akan diberikan beasiswa bidikmisi. Ketiga adiknya juga akan diberi beasiswa . Senang hati Juro. Dia memberi tahu teman _ temannya juga. Mereka senang.

Dua bulan  kemudian. Juro sedang duduk bersama keluarganya mereka makan pisang goreng dan minum teh. Tiba _ tiba dimelihat mobil berhenti didepan rumah.Mobil itu belum pernah dia lihat . Lalu dia dan keluarganya bertanya _ tanya mau kemana mobil itu. Turunlah orang _ orang  didalamnya. Juro melongo . Ayah ibu dan adik_ adiknya juga melongo. Mereka keluarga Pak Husni. Juro memberi salam. Mereka dipersilahkan masuk. Mereka bincang _ bincang. Juro mencari Celine tetapi tidak ikut. Dia mencoba bertanya. Juro kaget karena Celine sudah terbang mengikuti suaminya ke Inggris.
Juro sedih. Dia terlalu mengharap. Harapan yang sia _ sia. Juro terpaku. Dia selalu berharap Celine untuknya. Tetapi sepertinya tidak mungkin. Dirinya merasa sunyi. Hidupnya terasa hampa.

Penulis
Prihariyani, S.Pd.,M.Hum.
SMPN 2 Mranggen
Demak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEBARAN _ CERPEN

 Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...