Rabu, 08 April 2020

KAPRI TIMUR 14 _ CERPEN


KAPRI TIMUR 14

Kisah ini terjadi selama kurang lebih tiga tahun. Masa dimana delapan siswa dari SPGN Semarang menimba ilmu harus berteduh dari dingingnya malam dan panasnya siang. Kedelapan anak tersebut Khoiriyatun.Koesmiyati,Darwati,Indah, Clara,Rutiah, Firoh dan Aminah. Mereka dari Boja, Kendal, Semarang dan Cilacap.
Tempat yang mereka huni dikost  milik guru tercinta nan ganteng dan baik hati juga sabar bernama Bapak Zainal Abidin. Beliau pengajar PKN.

Minggu sore anak _ anak datang ke kost.
Koesmiyati nomer satu. Assalamualaikum bapak dan ibu  Zain. Waalikum salam mbak Koesmiyati. Begitu ibu  dan bapak kos memanggil anak _ anak dengan sebutan mbak. Karena memang anak putri  semua yang kost disini.
Koesmiyati masuk mencium tangan bapak dan ibu kos menuju kamar. Kemudian Khoir datang, Rutiah,Firoh,  Darwati Indah,Aminah dan Clara. Lengkap. Berdelapan sudah kumpul.  Disana anak _ anak menempati dua kamar. Kamar timur ditempati Khoir,Koes, Darwati dan Indah.
Kamar Barat ditempati Rutiah, Firoh, Aminah dan Clara.

Seperti biasa mereka bercanda.Membuka bekal yang dibawakan oleh orang tua masing _ masing. Barang _ barang yang mereka bawa diantaranya nangka,durian,kerupuk rambak, kerupuk udang, peyek teri, trasi,kue bolu, tahu petis,pisang goreng dan lain _ lain. Dua kamar itu disekat dengan jendela kaca yang bisa dibuka. Sambil bercerita mereka berbagi makanan. Tidak lupa sebelumnya mereka juga mengumpulkan makanan titipan dari orang tua masing _ masing untuk keluarga bapak Zain. "Fir, kamu diantar siapa?". Aku diantar bapak sama ibu jawab Firoh. Sekarang mereka sudah pulang. Firoh adalah anak petani tembakau dan petani bawang merah. Setiap panen dia juga membawa banyak untuk dibagi ditempat kos. Khoir sedang masak. Dia masak sayur lodeh, goreng ikan dan kerupuk. Lho kok masih masak. Khoir masak  apa lagi? Mereka  melirik. Ternyata Khoir  masak kolak nangka dan kolang _ kaling. Dalam hati mereka  senang karena pasti akan dapat jatah. He he he. " Koesmiyati , sudah selesai belum masaknya? Belum, ini baru mau buat sambal dan menyiapkan acar. Apalagi itu. Koesmiyati srang sreng masak seperti master Chef. Wadaw. Ternyata Koesmiyati masak Bakso ikan. Hemmm. Lezat. Hari itu Minggu dan anak _ anak tidak pulang. Dua kompor sudah selesai. Indah beli sayur dan lauk didepan. Karena masakan yang kemarin masih banyak. Darwati masak cumi asam manis dan buat es jeruk. Firoh buat martabak telur dan urab. Clara masak oseng kol dan goreng telur. Aminah goreng bandeng presto. Rutiah masak opor telur dan sambal goreng. Ini kost apa pujasera. He he he.
Tara. Masakan selesai. Delapan kompor hanya tujuh yang dipakai. Anak _ anak membersihkan dapur. Dapur kost mereka luas dan bagus. Disitu juga ada tempat untuk setrika. Mbak Tinah yang menemani ibu kost masak heran. Bu anak_ anak masak komplit. Ibu Zain berkata ya biar. Anak_ anak Minggu ini tidak pulang jadi di isi dengan masak. Makan siang tiba. Kolak sudah ditata digelas. Nasi dijadikan satu. Lauk ditata berjejer. Minum disediakan juga. Kerupuk untuk pelengkap juga ada.
Mereka makan dengan senang. Bapak dan ibu Zain juga dik Koko anak beliau  sudah diambilkan. Mbak Tinah sini gabung. Akhirnya mbak Tinah ikut makan. Tetapi mereka  ambil tempat duduk favorit berbeda _ beda menikmati hidangan itu. Makan siang yang luar biasa. Dengan bercanda dan tertawa mereka bahagia. Meski didalam hati rindu akan keluarga masing_ masing. Tetapi demi cita _ cita anak _anak terus semangat.

Hari berikutnya. Koesmiyati ,Indah , Khoir , Firoh , Rutiah bertugas sebagai Instruktur Muda ( IM ). Mereka tahu kalau teman_ teman dikost itu bandel / jahil. Mereka mengingatkan nanti kalau aku marahi pura _pura takut ya. Jangan bantah. Tapi aku pura _ pura saja. Ya , Ok. Anak _ anak setuju. Dalam hati mereka juga kasihan kalau harus memarahi teman _ teamannya. Disini bicara keras maksudnya. Anak _ anak memang sering cengengesan kalau pramuka. Tetapi senang juga untuk latihan disiplin dan ilmu yang diberikan.

Darwati belajar dipojok, Indah disamping pintu, Khoir dimeja tegak menghafal terus. Koes juga mengerjakan tugas. Firoh , Rutiah, Aminah baris belajar. Clara menghadap belakang jendela dan belajar.
Bapak dan ibu kost senang melihatnya. Sore giliran mandi. Ada dua kamar mandi. Mereka menata handuk berbaris menunggu giliran. Sore itu habis mandi anak_ anak lapar. Mendengar suara penjual bakso langsung menyerbu untuk beli. Anak _ anak sering kalau berangkat dan pulang sekolah mengambil jambu bangkok yang ada didepan rumah pak Zain. Buahnya ratusan. Sambil berjalan mereka makan jambu. Kalau pulang ambil.lagi dan dimakan didalam. Tetapi buah jambu itu seakan tidak pernah habis.

Kala itu bulan puasa. Anak _ anak bersiap _ siap untuk tarawih. Ada dua yang tidak tarawih Clara dan Indah karena non muslim. Sambil menunggu teman _ teman selesai tarawih mereka berdua mengobrol macam _ macam. Tiba _ tiba mbak Tinah datang memanggil. Mbak _ mbak ayo kesini. Ada apa mbak Tinah? Sini saya siapkan makan untuk kalian berdua. Tidak usah mbak. Tetapi mbak Tinah memaksa. Dia mengambilkan makanan dari meja untuk dikasihkan kepada mereka. Mereka bertiga makan. Mbak Tinah bilang nanti saya bilang ke ibu kalau saya juga bagi makanan ke mbak Indah dan mbak Clara. Tetapi mereka tahu kalau mbak Tinah bohong. Dia tidak akan berani bilang. Padahal kalau bilang pasti boleh. Terkadang mertua bapak Zain juga ikut memberi bumbu kalau mereka masak.

Delapan bersaudara itu sangat akrab kalau ada yang sakit semua menolong , kalau ada tugas berat saling membantu. Pernah suatu ketika pada saat Aminah lupa membagi jajan yang dibawa. Aminah biasa membawa makanan dalam dos banyak sekali tetapi sering lupa membagi. Pada saat Aminah keluar. Ada yang punya ide. Ayo makanan punya Aminah kita rusak. Biar dia tahu rasa. He he he . Semua setuju. Hingga mereka bertujuh berlagak seperti kucing. Meong _ meong sambil merusak jajanan Aminah dalam plastik sehingga remuk. Aminah datang. Tetapi dia tidak tahu apa yang telah dilakukan teman _ temannya. Anak _ anak sibuk masing_ masing.Beberapa saat kemudian. Aminah membuka kardusnya. Dia kaget. Wajahnya merah dan heran. Kok bisa rusak semua. Mereka saling pandang. Takut kalau Aminah tahu. Ada apa mbak Am? Ini makananku kok bisa rusak semua sampai kecil_ kecil? Ya kami tidak tahu mungkin jatuh waktu dibis. Ooo ya mungkin juga. Akhirnya mereka lega.

Kedelapan anak itu tinggal bersama dalam suka dan duka. Jalinan persaudaraannya kini masih erat. Karena ikatan batin yang luar biasa. Tidak akan lengkang ditelan waktu.  Kapri Timur 14  sebagai saksi perjuangan dan meraih cita _ cita.

Penulis
Prihariyani, S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEBARAN _ CERPEN

 Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...