Jumat, 03 April 2020

JARAK PANDANG DAN HATI _ CERPEN



Aku bekerja sebagai guru  di Sekolah Menengah Pertama diujung  paling barat  kota Demak. Sekolah kami  indah dan jumlah siswanya banyak. Itu tahun _ tahun pertama aku mengajar disini. Setelah pindah dari Sekolah Menengah Pertama
di Tegal.

Pagi itu hari Jum'at. Kami mengikuti jalan santai keliling perumnas dan  bukit TVRI  Jawa Tengah. Pulang  sekolah aku bareng  teman  yang bernama  ibu Sri Lestari. Dia bilang. Bu, ayo kita mampir. Kemana? Tanyaku. Ke warung itu. Ya bu. Jawabku. Aku ikut masuk ke warung. Lalu kami mengambil tempat duduk. Ibu Les pesan apa? Tanyaku. Ibu dulu jawabnya. Akhirnya aku pesan. Dia bilang , bu ayo pilih makanan apa yang disuka. Aku milih mangut ikan panggang dan kerupuk. Tidak lupa minumnya es teh. Hem. Segarnya. Lalu bu Les pesan minum. Dia pesan teh tawar. Aku tanya. Ibu tidak makan? Dia bilang . Tidak bu. Dia cuma pengin lihat saya makan dan menemani. Selesai makan aku mau membayar tadi yang sudah kami makan. Tetapi semua sudah dibayar teman saya. Lho. Kataku. Tidak usah repot _ repot bu. Tetapi dia senyum dan bilang tidak apa _ apa. Wah. Baik sekali ibu. Aku terharu. Mungkin hal ini sepele. Tetapi bagiku ada seseorang yang hanya melihat kita makan kemudian membayar untuk saya. Sementara beliaunya tidak makan . Luar biasa. Aku tersenyum.dan mengucapkan terimakasih.

Bu, darimana ? Ibu Les bertanya padaku. Saya dari ruang Laboratorium Bahasa  bu. Ada apa? Ayo bu sini. Aku digandeng ke ruang guru. Ada apa ya? Aku bingung. Ternyata  tadi ibu Les membeli jamu tiga bungkus dan satunya untuk saya. Lho Tidak usah bu. Tetapi dia memaksa. Ini saya belikan untuk ibu , katanya. Aku terkejut. Dengan menyerahkan jamu yang siap diminum. Ok bu. Terimakasih. Aku berdoa semoga beliau selalu dimudahkan rejekinya. Amin.

Saat itu istirahat pertama. Aku duduk _ duduk bercanda dengan teman _ teman. Biasa hobi kami bercanda dan sering makan bersama. Ada _ ada saja yang dikerjakan. Lama _ lama jadi gendut nih. He he he. Aku mendekat ke arah temanku yang baru bincang _ bincang . Ikut gabung biar seru. Bu Les mendekat. Bu, itu dimeja ada sesuatu. Apa bu? Tanyaku. Lihat saja. Jawab bu Les. Ya nanti saya lihat. Bel berbunyi aku kembali ke tempat duduk. Wah. Apa itu. Ku buka mangkuk itu. Didalamnya ada sop daging. Banyak sekali. Aku mendekat berapa bu? Tetapi dia bilang tidak usah saya memang membawakan untuk ibu. Lho. Lagi _ lagi bu Les memberi sesuatu. Jangan bu. Untuk ibu saja. Aku tidak enak. Tetapi bu Les bilang. Kalau aku tidak mau menerima dia akan marah. Waduh. Aku jadi takut dan tidak enak. Ya bu terimakasih. Kubawa sayur itu pulang kerumah. Enak rasanya. Dirumah aku sudah masak  sop aku sediakan untuk makan siang juga.  Anak _ anak kuberitahu asal usul sop itu. Mereka terharu akan kebaikan bu Les. Saya juga sambil makan ingat beliau.

Bu Les mengajar Bahasa Indonesia. Siang itu dia memberi tebakan siapa yang hafal puisi ini ? Dia sambil membacakan sebuah puisi. Aku bilang saya bu. Akhirnya kubaca barisan puisi itu. Karena dulu waktu SD
pernah ikut lomba puisi. Teman _ teman guru yang lain juga hafal. Apa yang terjadi? Esok paginya. Bu Les membawa kerupuk ikan satu kilo untuk saya. Lho. Apa ini bu. Tidak apa _ apa ini hadiah kemarin hafal puisi. Kan tidak lomba bu. Tetapi bu Les bilang. Kan aku mau memberi. Terus aku heran. Betapa dia sangat baik.

Waktu berlalu. Bu Les menemuiku. Ada apa bu. Bu, itu anak jenengan usil. Wah usil yang bagaimana bu. Aku ingat muridku karena aku jadi wali kelas mereka. Siapa bu? Bu Les menyebutkan nama mereka A,B,C. Kapan itu bu. Dia bilang tadi waktu saya mau kembali ke ruang guru. Kenapa bu. Sambil agak jengkel bu Les bilang. Tadi waktu ketemu anak _ anak si A,B dan C bilang. Bu, itu anting dan kalungnya dijual saja uangnya untuk aku bu. Lho. Aku kaget. Tadi sudah diingatkan bu? Sudah. Tetapi masih pada cengar _ cengir. Ya bu. Maaf. Aku tidak sabar menuju kelas. Anak_ anak masih istirahat. A,B dan C sudah ke kelas masih asik makan. Mereka melihatku dan memberi salam. Siang bu. Siang anak _ anak. Bagaimana enak makanan dikantin. Ya bu jawab mereka. A,B dan C menawari makan kepadaku. Mari bu, makan. Ya, jawabku. Pikirku kok anak _ anak tidak sadar kenapa aku datang saat istirahat. Masih kutunggu biar anak _ anak selesai makan. Kulihat anak_ anak membersihkan makanan dan membuang sampah ditempatnya. B mendekat bu , ada apa? Tidak ada apa _apa. Kamu , A dan C kesini ya. Sekarang. Ya bu. Lalu mereka duduk didepanku. Kamu tadi kenapa anak _ anak? Apa yang kamu lakukan kepada ibu Lestari ?  Mereka mulai menunduk dan saling menyenggol. Kakinya juga ku lihat saling menjejak kecil satu sama lain. Jawab , kataku. Lihat ibu. Mereka perlahan _ lahan menatap mata saya tapi masih takut. Tidak usah cerita ibu sudah tahu. Pantas tidak seperti itu kepada orang tua. Mereka menangis. Tidak usah menangis jawab. Kataku. Tidak menjawab. Kamu bertiga tidak naik kelas. Itu yang kukatakan. Tambah keras mereka menangis dalam hati aku juga kasihan. Anak usil biasanya hebat. Ini masih bisa menangis. Salah satu jawab. Benar tidak itu? Layak tidak yang kalian kerjakan? C menjawab sambil menangis. A dan B masih menangis juga. Ya bu kami salah. Kalau tahu kalian salah apa yang harus dikerjakan? Kami mau minta maaf bu. Sekarang temui bu Les dan minta maaf.
Jangan diulangi lagi.

Aku meninggalkan kelas. A,B dan C masuk keruang guru mereka mencari bu Les. Aku pura _ pura tidak melihat biar mereka tidak malu. Sampai didepan bu Les mereka menangis dan minta maaf. Duduk dibawah bersimpuh. Tetapi tidak diperbolehkan sama bu Les. Sini berdiri saja. Ya sudah saya maafkan jangan diulangi lagi. Akhirnya mereka berjabat tangan.
Anak _ anak meninggalkan ruang guru.
Kenangan bersama teman baik. Kami jarang bincang _bincang. Tetapi kebaikan ibu Sri Lestari sudah cukup mewakili jarak pandang dan hati. Tidak mampu saya membalasnya . Semoga kasih Allah selalu menyertai hidup beliau amin.

Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LEBARAN _ CERPEN

 Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...