Ambar sedang mencuci baju. Dia melihat ke depan pagar. Ambar jengkel karena sampah tetangganya dibuang didekat rumahnya. Ambar diam saja.
Ambar berangkat kerja. Dia bekerja dipabrik tekstil sebagai buruh kontrak. Tetangga kontrakan Ambar kebanyakan juga bekerja dengan tingkat sosial hampir sama. Ambar tidak betah tapi memang tempat itu yang paling dekat dan agak terjangkau harganya.
Hari libur adalah hari yang paling menjengkelkan karena Ambar harus bertemu dengan tetangga yang menjengkelkan. Sandal didepan rumah , pohon yang berbuah , jemuran,helm, sepeda, piring dll. Hampir tiap hari ada keributan. Ibu 2 menggosip dan di labrak yang lain, berdebat tanpa ujung dan endingnya bermusuhan. Saling meninggikan bicara dan sombong membuat lingkungan tidak nyaman.
Ambar sedang menyetrika diruang tengah tiba _ tiba tetangganya datang. Dia bernama Ibu Kurni. Ibu Kurni paling galak dikampungnya. Dia tiba _ tiba marah ke Ambar katanya air cucian yang dibelakang rumah meluber ke tempatnya. Ambar sudah merasa membuang dengan baik tetapi difitnah. Ambar jengkel. Ibu itu kurang kerjaan itu bukan air cucian saya. Saya tidak mencuci hari ini.
Bu Kurni sudah gembar gembor tidak karuan. Didepan rumah dan memalukan.
Ambar jengkel. Ambar makan siang tiba _ tiba tetangganya membunyikan lagu dengan keras sampai satu gang mendengar semua. Anak 2 kecil juga berlarian tanpa alas kaki dan makan minum dibuang sembarangan. Ambar naik motor keluar sore itu tetapi dicegah oleh pak RT katanya Ambar diminta mewakili lomba tenis meja. Ambar mau tetapi Ambar berpasang dengan tetangganya bu Jemi. Bu Jemi orang yang paling sombong sekampung karena agak lumayan ekonominya. Punya usaha jualan gas. Kalau diajak latihan bersama tidak mau. Pertandingan dalam rangka hari ini dimulai. Ambar datang. Suporter dari RT banyak yang datang juga. Tua muda besar kecil siap mendukung. Mereka membawa air minum satu termos besar , arem 2 dan kue ganjel ril. Tak lupa bakwan jagung dan kerupuk sambel.
Panita mengecek peserta. Pak RT melapor.kalau bu Jemi sedang ďalam perjalanan. Pak RT mengambil undian. Ambar dan bu Jemi harus maju pertama. Bu Jemi dihubungi lewat WA tidak bisa. Anaknya memberitahu kalau Ibunya baru beli seragam olah raga baru di Butik Rita Simpang Lima. Warga geram. Dan Ambar telah di diskualifikasi karena pemain satunya tidak hadir sudah dipanggil tiga kali. Warga jengkel akhirnya mereka mengomel dan makan bareng disana dengan malu dan marah. Ibu 2 yang lain tidak bisa main tenis. Mereka pulang.
Sampai digang bu Jemi datang dia dilabrak sama Ibu 2 dan anak 2 bersorak 2 mengejek.
Rame.
Pak RT malu warganya tidak tanggung jawab. Ambar diam saja dia pulang menuju kontrakannya.
Pagi hari Ambar berangkat kerja Ambar melihat tetangga kontrakan dikejar penduduk dari tempat lain karena mengambil rokok diwarungnya. Mereka kejar 2 an seperti film Cow Boy. Ambar hanya diam dia takut kalau kena sasaran. Dua menit kemudian sudah ramai mereka ribut.
Ambar ditempat kerja sangat suntuk memikirkan tempat tinggalnya. Dia mau pindah uang tidak punya. Ambar pulang , hari itu dia dapat upah mingguan.
Dia naik motor dengan pelan ingin rasanya nanti saja pulangnya. Dia tidak suka. Ambar mampir beli Mie Ayam. Segar dan enak rasanya. Badan dia jadi semangat saat makan Mie Ayam , es teh dan kerupuk.
Melanjutkan perjalanan ke rumah Ambar bertemu dengan bapak 2 yang lagi menyabung ayam. Ambar tidak bisa lewat. Tetapi mereka masih tidak peduli saking asiknya bermain sabung ayam. Tempat yang kumuh. Banyak kotoran dibiarkan. Dia menyapa dan membunyikan motornya dengan agak keras. Mereka menepi. Wajah mereka tidak suka tetapi Ambar cuek saja.
Pak RT berkali 2 mengingatkan tetapi warga masih bandel. Kerja Bhakti tidak pernah ikut. Sehari 2 hanya mengerjakan hal 2 negatif warganya.
Ruwet. Ambar berpikir memang dia tinggal ditempat yang salah. Dia pindah cari pekerjaan lain ditempat yang lebih baik.
Dia meninggalkan kota itu dengan kenangan dan pelajaran berharga arti memilih tempat tinggal dan lingkungan yang baik.
Penulis
Prihariyani, S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar