Sore itu Ratih pulang dari rapat.
Ratih mampir di Indomaret.
Ratih membeli bahan pokok dan kue untuk keluarganya.
Sekitar dua puluh menit selesai Ratih membayar dikasir.
Dia juga mampir di ATM sebentar untuk mengambil uang.
Ratih selesai belanja. Ratih menunggu jemputan.
Ratih duduk didepan Indomaret dikursi teras yang disediakan.
Ratih duduk dan membuka pesan.
Ada pesan dari anaknya untuk dibelikan jeruk mandarin.
Kebetulan didepan Indomaret ada penjual buah. "Ibu ,beli jeruk satu kilo ". "Ya.bu."
"Terimakasih." Ratih membayar jeruk itu.
Ratih masih menunggu karena suaminya ada rapat di Kelurahan dan anak _ anaknya baru ada teman yang datang bermain.
Dia membuka air mineral.
Ratih tanpa sengaja mendengar pedagang itu dengan seorang wanita sepertinya adiknya membahas tentang masalah keluarga.
Mereka berbincang agak keras karena logat bicaranya seperti itu.
" Aku lagi susah harus bayar listrik, air dan kontrakan, anakku juga belum gajian." " Sama kak, aku juga susah ada yang beli makananku katanya mau bayar malah belum sampai sekarang, beras habis tidak punya uang ini."
Ratih melihat ke arah mereka.
Mereka masih asik berbincang _ bincang tanpa tahu kalau diperhatikan.
Ratih meneteskan air mata.
Dia mengambil tisu dan terharu.
Tiba _ tiba dia memanggil mereka." Ibu berdua kemari, mau tidak saya beri ini?" Mereka melihat Ratih
. "Tidak usah bu, merepotkan". "Tidak apa _ apa banyak kok saya beli hari ini."
" Saya minta dua plastik ya!" "Ya bu". Kemudian Ratih membungkus Mie Instan, Gula, Roti, Minyak, Sirup dan makanan kering.
Ratih memberikannya masing _ masing satu bungkus.
Dia juga menambahkan uang lima puluh ribu untuk mereka.
Kedua orang itu kaget dengan terbata _ bata mereka mengucapkan terimakasih. Mereka mencium tangan Ratih.
Mobil yang menjemput Ratih datang.
Dia pamit kepada kedua ibu tadi.
Mereka berdua masih melongo. " Ya bu terimakasih hati _ hati dijalan."
Satu bulan kemudian.
Ratih pulang dari kantor.
Dia mampir untuk belanja di mall.
Dia mampir sholat dimasjid dekat .
Setelah ikut makmum sholat.
Dia duduk beristirahat.
Dia buka bekal yang tadi dibeli dibawah. Selesai makan dan minum dia duduk. Jamaah diseberang tembok dia duduk sedang menangis.
Temannya menguatkan. " Sudah tidak usah sedih , semua orang punya masalah." Ratih menoleh.
Kasihan dia. "Maaf ada apa ?" Ibu tadi menangis? ".
Iya bu, teman saya tadi uang dan dompetnya hilang pagi hari perjalanan sebelum ditempat kerja.
Dia tidak punya uang padahal harus naik angkot".
" Kenapa tidak bilang temannya? " " Dia tidak mau merepotkan teman bu."
Dia ketemu saya sholat disini.
Saya juga uang tinggal untuk naik angkot bu."" Lah, kasihan benar dia."
"Saya turun dulu ya"
Ratih tergesa _ gesa turun.
Dia harus melewati tiga tangga menurun.
" Dimana ibu tadi?"
Ratih mencari. " Kok tidak ada."
Dia berkeliling tetapi belum menemukan. Akhirnya Ratih keluar dan melihat ibu tadi didepan duduk dan kelihatan bingung. " Ibu maaf, ada yang bisa saya bantu saya tadi yang duduk diatas waktu kita selesai sholat. "
Dia bingung.
Dia tidak bicara apa _ apa malah menangis. "Sudah bu, saya tahu yang sedang terjadi . Kalau diijinkan ini saya beri sedikt uang untuk transport pulang.
" Dia mengangguk.
Ratih memberikan sejumlah uang kepada ibu tadi.
Silahkan untuk naik angkot.
Lalu taxi datang.
Ratih kembali ke rumah.
" Mama, kenapa melamun? " anak Ratih mengagetkan dia.
" Mama tidak melamun" Mama tadi melihat ada bapak tua penjual jeruk diujung gang.
Tapi karena mama tergesa _ gesa pulang mama tidak beli."
"Mama pengin jeruk?"
Kita masih punya jeruk ma"
Tapi mama kasihan, tadi pikulannya banyak dan kelelahan.
" Ayo kta cari ma" Mereka naik motor mengejar penjual jeruk.
" Nah itu ma" Betul tidak?"
"Iya".
Ratih dan anaknya Pahlevi sangat senang bertemu bapak tua penjual jeruk.
" Pak, kok masih banyak? " Bapak baru berangkat jualan?"
"Tidak Mas, saya sudah jualan sejak pagi. Dan didaerah sini baru hari ini. Biasanya dikota lain.
Tetapi baru laku setengah kilo. "
Wah kasihan , pikir Ratih dan anaknya. " Saya beli sepuluh kilo pak."
" Lho , kok banyak bu?"
Iya tidak apa _ apa nanti disimpan dikulkas. Mereka berteduh.
Bapak penjual jeruk menimbang dagangannya."
Bapak boleh dong sambil cerita asal darimana dan lain _ lain. "
"Ooo ya dengan senang hati".
Bapak itu dulu seorang kontraktor sukses di kotanya.
Dia memiliki istri yang sangat cantik dan empat anak.
Sekarang anak _ anaknya di luar kota dan bekerja juga sukses dibidangnya masing _ masing.
Dia membesarkan keempat anaknya dari berhutang.
Bunga pinjaman banyak bapak itu tidak bisa melunasi sehingga lima rumahnya harus dijual.
Delapan mobil sudah dijual.
Aset tanah dan tabungam habis.
Istrinya juga tidak setia dengan dirinya. Keempat anaknya tidak tahu keberadaan bapaknya karena memang bapak penjual jeruk itu tidak mau anaknya malu.
Ratih dan anak laki _ lakinya menangis. "Walah bapak, kasihan sekali."
Mereka bertiga menangis.
Tiba _ tiba papa mereka menelpon.
" Kalian lagi dimana ? papa sudah dirumah. " Ini lagi beli jeruk pa."
Dan lagi bincang _ bincang sama bapaknya".
Kalau sudah selesai segera pulang, papa bawa oleh _ oleh banyak "
" Ya pa." Mereka serempak menjawab.
" Sudah bapak kami pulang dulu".
" Mereka membayar dan bapak itu mengambil kembalian dari dompet yang sudah lusuh .
Tiba _ tiba dari dompet bapak itu jatuh sebuah foto.
Diambilkan oleh Levi. "Terimakasih ini foto keluarga saya".
Mana pak boleh kami lihat?"
Ternyata itu foto wisuda anak bapak tersebut dan adik _ adiknya.
Mereka kaget lho ini kayak papa.
"Ma, ini foto papa" .
Pak , coba lihat gambar ini sama tidak ? " Saya lupa .
Mereka memanggil papanya dengan video call.
Papanya menjerit karena itu memang ayahnya.
" Ayo bapak kita ajak pulang".
Papa Levi menjemput mereka dengan Rita kakak Levi naik mobil.
Dia melihat ayahnya.
Dan bapak itu mengenali betul kalau itu anaknya .
Mereka bertangisan.
Pulang kerumah mereka .
Bapak penjual jeruk itu sudah disiapkan kamar mewah karena papa Levi sudah mempersiapkan seandainya ketemu ayahnya.
Dia bertahun _ tahun mencari tidak ketemu. Mereka bahagia. Ratih suami dan anak _ anaknya sangat bahagia.
Kasih orang tua yang tulus akan mendapat ketulusan berlipat dari anaknya.
Penulis
Prihariyani,S.Pd.,M.Hum.
SMPN 3 Mranggen
Demak
Jawa Tengah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
LEBARAN _ CERPEN
Pagi yang cerah tanggal 2 Mei 2022. Hari pertama lebaran tahun 2022. Pandemi covid sudah berlalu. Hari yang dinanti banyak umat muslim di d...
-
RANGKUMAN MATERI DAN DISKUSI BERSAMA BPK MUNIF CHATIB , OM JAY SERTA GURU PENULIS GROUP 7 Nara sumber yang memberikan adalah bapak Mun...
-
Celine keluar rumah. Dia naik sepeda motor dengan temannya. Celine memakai masker karena saat itu sedang pandemi covid 19. Celine senang se...
-
Nak, izinkan Kami membuka Pintu Kenyamananmu MENGAJAR GAYA MOTIVATOR Oleh Bapak Aris Ahmad Jaya ( http://arisahmadjaya.com/ ) Be...
Mantul
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus